-->
  • Jelajahi

    Copyright © Info Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Radio

    Mengenal Sejarah Penamaan Barru yang mulanya Nama Berru

    Senin, 25 April 2022, April 25, 2022 WIB Last Updated 2023-11-20T20:29:52Z

     



    Peta kuno Barru dan Lambang Kabupaten Barru.




    Pada lambang Daerah BARRU
     terdapat  4  payung yang menandakan ada 4 Wilayah Pemerintahan Raja yang Pada saat itu.

    Kerajaan Barru (dalam Bahasa Bugis dikenal dengan nama Berru) adalah sebuah kerajaan lokal yang pernah berdiri di Sulawesi Selatan, bekas kerajaan ini sekarang berada di Kabupaten Barru.

    Kerajaan Berru merupakan salah satu dari empat kerajaan
     
    (Berru, Tanete, Soppeng Riaja, dan Mallusetasi) 

    Mallusetasi terdiri Suppa, Parepare lama(Bacukiki) Bojo dan Nepo. IbukotaNya PALANRO.
    Arung  Nepo Raja1 laBongngo anak dari Datu Suppa.

    Kediaman Petta Mallusetasie  RAJANEPO terakhir  berada  di kota Parepare.

    Dan Berru  dilebur yang sekarang   menjadi Kabupaten Barru.


    Menurut cerita sejarah sebelum adanya kerajaan, konon adanya peristiwa perkawinan antara anak putri bangsawan dari daerah Gowa disuatu tempat bernama Ajarengnge sebelah utara kota Barru. Karena merasa di tempat tersebut banyak tumbuh pohon Aju Berru maka diberilah nama Berru. (Barru).


    Di manapun di Indonesia ini, bahkan di dunia, pemberian nama negara, kota, daerah, tempat, atau jalan selalu memiliki alasan historisnya tersendiri, dan menarik jika itu ditelusuri untuk memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan publik. 


    Salah satu daerah di Indonesia yang menarik untuk ditelusuri asal-muasal penamaannya ialah Kabupaten Barru. 
    Kabupaten Barru adalah salah satu daerah tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan.


    Menurut lontara Attoriolong kerajaan Berru yang diceriterakan dalam buku Sejarah Singkat Kerajaan di Sulawesi Selatan yang ditulis oleh Rimba Alam Andi Pangerang.



    Sebelum berdirinya Kerajaan Berru (Barru), wilayah tersebut bernama Ajjarengnge kemudian dirintis pertama kali oleh Puang Ri Bulu Puang Ri Cempa. Wilayah tersebut banyak ditumbuhi sejenis pohon kayu yang dinamai Aju Berru.




    Pohon Aju Berru (diberi tanda merah) yang berada di antara pohon jati, Aju Berru memiliki daun yang kecil dan rimbun serta memiliki batang pohon yang mirip pohon cendrana. Foto: Erik Hariansah.


    Aju Berru ini mempunyai banyak manfaat, antara lain sebagai bahan untuk membangun rumah tetapi tidak boleh dijadikan dapara (lantai rumah panggung), tidak boleh diinjak-injak karena Aju Berru juga berguna untuk pengobatan bagi orang sakit. 


    Selain itu di Ajjarengnge terdapat pula sebuah pusaka dari Batara Guru berupa sumur bertuah yang bernama Bujung Waranie dan mengandung air Dewata, menurut kepercayaan masyarakat, air sumur itu dapat membawa keberuntungan seperti memiliki keberanian dan kecerdasan.


    Pada mulanya air tersebut berada di Kerajaan Luwu namun tiba-tiba menghilang dan berpindah ke sekitar Ajjarengnge. 


    Beberapa waktu kemudian datanglah seorang bangsawan dari Kerajaan Luwu yang bernama Laware Malluajeng bersama rombongannya untuk mencari sumur yang airnya dianggap bertuah itu. 


    Disitulah putra bangasawan Luwu itu menemukan sumur bertuah sekaligus memperistrikan seorang putri setempat dan tinggal di Ajjarengnge. 


    Selanjutnya episode Onderafdeling Barroe Afdeling  Parepare di zaman Pemerintahan Belandae(*)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini