-->
  • Jelajahi

    Copyright © Info Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Radio

    Momen Pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1445 Hijriah Serentak Pelaksanaanya di Masjid-masjid Kota Parepare

    Andi Ahmad
    Jumat, 12 April 2024, April 12, 2024 WIB Last Updated 2024-04-15T05:01:34Z

    Pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Masjid Rahmatan Lumpue. .dapat Rahmat dan berkah. 

    Khatib; Drs. H. M. Zainal Arifin, M.Ag

    Editor: Drs. Ibrahim Manisi


    Infoindomaju.com- PAREPARE- Iedul Fitri Kemenangan Umat Islam Sedunia .

    Pada hari ini, Rabu, 1 Syawal 1445 Hijriah bertepatan dengan 10 April 2024 Masehi adalah hari kemenangan bagi umat Islam se antero dunia yang dirayakan serentak dengan melaksanakan shalat Iedul Fitri.

    Ustadz Drs. H. M. Zainal Arifin, M.Ag yang bertindak sebagai khatib dalam khutbahnya menjelaskan, kemenangan ini diperoleh umat Islam setelah berhasil berperang melawan hawa nafsu dengan pasukan syaitan yang dipimpin panglimanya, Iblis selama sebulan penuh pada bulan ramadhan 1445 H / 2024 M.

    Sekarang, kata Zainal Arifin, bulan Ramadhan telah meninggalkan kita. Entah masih bisa kita bertemu kembali tahun depan atau tidak? Itulah salah satu yang selalu kita doakan agar Allah SWT mempertemukan kita. 

    Menurut Zainal yang juga Imam Masjid Rahmatan Lumpue, ada dua perasaan kontradiktif membersamai kita setelah ditinggalkan Ramadhan 1445 H, yakni; Pertama, perasaan sedih karena telah ditinggalkan ramadan. Sedih karena kita tidak lagi menikmati fasilitas amal kebaikan dari Allah SWT berupa amal  kebaikan yang berlipat ganda. 

    Kedua, perasaan gembira karena kita telah berhasil meraih kemenangan besar selama sebulan kita telah berhasil mengalahkan   godaan syaitan secara masif dari berbagai penjuru. 

    Kita telah berhasil menjalankan ibadah puasa dengar sempurna, kita telah melaksanan shalat wajib dan sunat dengan lengkap. 

    "Mungkin saja ada yang tidak sempurna shalatnya tetapi menjadi lengkap karena kita ikut berjamaah", ujar Ketua FKUB Kota Parepare itu.

    Dikatakan, dosa manusia itu bersumber dari dua sisi. 

    Pertama, dosa kepada Allah.  Jika manusia melakukan perbuatan melanggar ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya, maka manusia berdosa kepada Allah SWT. Dosa ini, katanya, dapat diampuni Allah apabila manusia bersangkutan banyak berzikir dan bertaubat. 

    Kedua, dosa sesama manusia. Jika manusia melakukan perbuatan dosa terhadap sesamanya hamba Allah. Maka dosa tersebut, tidak akan diampuni Allah sesebelum mendapatkan maaf dari hamba yang tersakiti. 

    Sebagai contoh misalnya, seseorang mencaci seseorang lainnya, kalau yang dicaci belum memaafkan yang mencaci sebelum sampai ajalnya, maka dosa yang mencaci akan ditagih diakhirat kelak. Bahkan dosa yang dicaci akan ditimpakan kepada orang yang mencaci. 

    Demikian halnya, kata putra KH Muhammad Yusuf Giling  yang satu ini, dosa isteri atau suami tidak diampuni oleh Allah SWT jika suami atau isteri tersebut saling memaafkan. Begitu pula  dengan dosa anak terhadap ibunya - bapaknya, tidak akan di ampuni Allah SWT sebelum ibu-bapanya mengampuninya. 

    Zainal mengisahkan seorang sahabat Rasulullah SAW,  Al-Qamah namanya. Sahabat Rasulullah yang satu ini sangat taat beribadah, khususnya shalat berjamaah pada saf terdepan. Banyak yang memuji kesalehannya dan dirinya dan sangat santun kepada ibunya. 

    Namun sayangnya, setelah menikah dengan sang pujaan hatinya, justru perhatian Al-Qamah kepada ibunya berkurang sehingga ibunya murka  pada Al Qamah. Pada saat Al Qamah dalam keadaan sakratul maut, lidahnya tak sanggup mengucapkan Dua Kalimat Syahadat "Lailaha Ilallah Muhammadan Rasulullah". 

    Singkat kisah, saat Rasulullah datangi ibu Al Qamah dan memintakan ampun anak ya, tapi ibu tetap tidak mengampuni. Kemudian Rasulullah memerintahkan sahabatnya mengumpulkan kayu bakar, ibu Al Qamah bertanya untuk apa kayu ya Rasulullah? Untuk membakar Al Qamah, maka saat itu pula ibunya memaafkan dosa anaknya Al Qamah. 

    "Alhamdulillah, saat itu pula Al Qamah pun mengucapkan kalimat "Lailaha Illallah Muhammadan Rasulullah" dan meninggallah  Al Qamah dengan tenang", kisah Zainal Arifin. (*)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Parepare

    +