Penjemputan Kedatangan Pimpinan media yang menghadiri Kongres SPS ke 23 dari seluruh Indonesia di Acara Kongres SPS. Bertempat di Hotel ASTON Denpasar Bali.9 juni 2011
Infoindomaju - DENPASAR BALI- Pelaksanaan Kongres SPS Untuk Memilih KETUA Umum SPS Priode 2012- 2017
Pada Kongres SPS juga telah menetapkan perubahan Nama dari :
SPS =Serikat Penerbit Suratkabar. menjadi.
"SERIKAT PERUSAHAAN PERS"
Terpilih jadi Ketua umum Pusat SPS adalah DAHLAN ISKAN
Pelaksanaan kegiatan Kongres bertempat di Hotel ASTON DENPASAR BALI.
Dihadiri pimpinan Media dan Perusahaan Pers dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Pada 8 Juni 1946, tokoh-tokoh, pendiri perusahaan-perusahaan Pers Nasional berkumpul di Yogyakarta untuk mengikrarkan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS). Organisasi ini menjadi alat perjuangan dalam menjaga kedaulatan Republik Indonesia melalui pers. Salah satu momentum terpenting SPS terjadi tahun 2011, saat Kongres di Bali.
Di mana organisasi ini bertransformasi seiring perkembangan bisnis anggota-anggotanya. Menjadi bukan sekedar organisasi penerbit media cetak dan mengubah brand Serikat Penerbit Suratkabar menjadi Serikat Perusahaan Pers.
Saat ini SPS memiliki 30 cabang provinsi yang di seluruh Indonesia, dengan lk. 600 anggota perusahaan pers. Mayoritas berasal dari media cetak arus utama yang sudah mengembangkan bisnis persnya ke berbagai platform.
Dahlan yakin SPS akan maju karena dalam kepengurusan organisasi yang baru ini akan ada bidang yang khusus menganalisis dan mempersiapkan sumber daya manusia, termasuk konsultan profesional yang mengurusi program-program kerjanya.
"Di sekretariat SPS yang baru ini tidak saja menempatkan karyawan yang mengurusi administrasi perkantoran dan keanggotaan, tetapi kami juga akan mengangkat konsultan profesional dalam pembuatan program kerja, termasuk juga mengevaluasinya," ucapnya.
Dia menjelaskan, pengangkatan konsultan ini untuk membuat program kerja dan mengevaluasi program yang dikerjakan pengurusnya sendiri.
"Dalam era globalisasi, saya sadari persaingan media cetak dengan media internet sangat ketat, maka dari itu peran konsultan di organisasi ini sangat penting. Dengan adanya seorang konsultan diharapkan nanti sekaligus mampu mengarahkan apa langkah sebaiknya media cetak agar tetap eksis," katanya.
Menurut dia, perkembangan media cetak atau suratkabar akan dapat eksis di tengah persaingan dengan media internet bila media tersebut bisa beradaptasi dengan masyarakat.
"Suratkabar yang mampu menyajikan berita-berita terkini berdasarkan kode etik jurnalistik, saya yakin akan dapat diterima warga. Artinya suratkabar tersebut pasti akan tetap eksis," ucapnya.
Pada acara penutupan Kongres SPS tersebut diserahkan "Indonesia Print Media Awards" (IPMA) 2011 kepada penerbit suratkabar, tabloid dan majalah.
Di antara yang mendapat penghargaan adalah Kompas, Seputar Indonesia, Republika, Tempo, tabloid Cantiq, dan Tribun.(*)