-->
  • Jelajahi

    Copyright © Info Indonesia Maju
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Radio

    Kenangan H.Alwi Hamu Kembali Keharibaan Ilahi

    Andi Ahmad
    Sabtu, 01 Februari 2025, Februari 01, 2025 WIB Last Updated 2025-02-02T08:41:55Z



     Semoga Amal Ibadah kebaikan almarhum HM.Alwi Hamu  diterima oleh ALLAH SWT  dan ditempatkan disisinya.


    infoindomaju.con-MAKASSAR-Tokoh pers nasional  asal Sulawesi Selatan 
    H.M.Alwi Hamu diusia 80 tahun meninggal dunia 
    Sabtu 18 Januari 2025 di Jakarta.
      

    dikebumikan Minggu 19/01 di perkuburan keluarga Wakil Presiden RI ke 10 
    H.Muh. Yusuf Kalla di Makassar tadi Siang. 




    dihadiri bapak YUSUF KALLA bersama  Aksa Mahmud beserta insan pers dari daerah dan ibukota beserta sanak keluarga handaitolan kerabat dan warga masyarakat yang mengantar almarhum sampai ditempat peristirahatan terakhirnya.



    IN MEMORIAN




    HM..Alwi Hamu, (80 thn)

    PEMIMPIN, SAHABAT dan PABRIK IDE

    Catatan : Syamsu Nur

     H.Muh Alwi Hamu, (80 thn) Hari Sabtu, tgl 18 Januari 2025, meninggal dunia di Rumah Sakit Puri, Jakarta Barat. Selama kurang lebih 4 tahun beristirahat di rumahnya, di Puri Kembangan Jakarta akibat sakit stroke yang dideritanya. Pada kurang lebih beberapa bulan terakhir ini, Almarhum Alwi Hamu hanya menerima supply makanan lewat selang melalui perut. Almarhum sejak itu juga sudah tidak bisa berkormunikasi dan berbicara.

    Isterinya Almarhum Haji Nuraeni Gani telah mendahuluinya dipanggil yang maha kuasa dua tahun yang lalu. Bersama isterinya H Nuraeni dikaruniai 6 orang anak. Saat ini anaknya menjadi pengendali perusahaan di Fajar group. Cucunya berjumlah 22 orang dan cicit sebanyak 5 orang.

    WARTAWAN SEJAK MAHASISWA

    Alwi Hamu sejak tahun 1966 sudah terlibat di dunia jurnalistik. Bersama rekan seangkatannya, dalam suasana gerakan mahasiswa angkatan 66. Saat itu Alwi Hamu menjadi Ketua Ikatan Pers Mahasiswa Sulawesi Selatan.

    Dibawa bendera IPMI diterbitkan koran mahasiswa KAMI Sulsel. Koran ini juga merupakan bagian dari organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia. Mottonya, menegakkan keadilan dan kebenaran. Di Jakarta terbit koran Harian KAMI yang dipimpin Nono Anwar Makarim. Harian KAMI, memang mencoba membangun jaringan pemberitaan secara sederhana.

    " KORAN  KAMI  SULSEL 

    Jiwa kepemimpinan Alwi Hamu sudah terlihat di Koran KAMi itu ide kreatifnya lebih menonjol. 

    Dengan dana terbatas ia mampu menerbitkan koran mingguan KAMI dengan beritanya yang dianggap berani. 

    Karena itu Alwi kadang berhadapan dengan petugas hukum. 

    Alwi termasuk salah satu wartawan yang dihadapkan di pengadilan karena berita KAMI membela rakyat yang mendapat perlakuan tidak adil. 

    Alwi kemudian diputus hukuman 2 tahun.  Di tingkat banding perkara itu dideponir karena menggunakan pasal karet di KUHP yang masih menjadi bahan polemik di kalangan pakar hukum."

    PIMPIN PERCETAKAN

    Empat belas tahun kemudian, Alwi Hamu dipercayakan memimpin percetakan Bhakti, percetakan perusahaan daerah yang dikontrak HM Y7usuf Kalla. Alwi Hamu sahabat dekat Yusuf Kalla sejak di organisasi HMI sampai KAMI. Alwi dipercaya menjadi Direktur Percetakan Bhakti dibawah manajemen group NV Haji Kalla.

    KORAN HARIAN FAJAR

    Alwi kemudian makin menonjol jiwa Jurnalistik dan kewartawan-nya. Ia menerbitkan Harian Fajar yang kemudian menjadi koran terbesar di Indonesia Timur.

    Gaya jurnalistiknya sebagai Penerbit Media sudah berubah. Bentuk perusahaan menjadi Perseroan Terbatas. Kebebasan pers juga lebih longgar. Berkat kemajuan Harian Fajar, pernh tercatat sebagai koran terbesar di luar Pulau Jawa.

    Dan berkat kemajuan Fajar, telah berhasil membangun Gedung perkantoran, Graha Pena setinggi 19 lantai. Saat diresmikan pada tgl 7 bulan 7 tahun 2007, Graha Pena merupakan gedung tertinggi di kota Makassar. Bahkan di luar Pulau Jawa.

    KERJASAMA JAWA POS

    Dalam perjalanan, Harian Fajar membangun kerja sama manajemen dengan Jawa Pos. Maka Alwi Hamu, selalu terbang kemana-mana. Ada banyak Propinsi dan kabupaten dikunjungi. Boleh dikata setiap 2 hari terbang naik pesawat lagi. Dalam suatu pertemuan, Yusuf Kalla sendiri mengaku kalah jam terbang dengan Alwi Hamu. Alwi mengajak manajemen koran yang sulit berkembang, untuk bekerja sama. Sebagai Ketua Badan Pengembangan Jawa Pos, Alwi berkeliling Indonesia. Ia menggalang kerjasama media lokal dengan Jawa Pos group .

    Terakhir sekitar 180 media baru diterbitkan dalam bentuk kerja sama manajemen. Kerjasama itu kemudian berkembang dengan sistem pemberitaan berjaringan. Setiap tahun manajemen media group ini selalu melakukan pertemuan evaluasi. Perkembangan menunjukan pertumbuhan yang positif dan membanggakan. Kejayaan media berjaringan ini telah berlangsung sekitar 25 tahun dan tetap jalan baik saat ini.

    ERA BARU JURNALISTIK

    Kini era baru di dunia pers, muncul. Para pimpinan media saat ini melakukan langkah berubah. Di Era digital ini muncul tantangan baru. Rumus ramuan yang dulu dicptakan Dahlan Iskan, yaitu media berjaringan bersama Alwi Hamu juga ikut terdesak. Maka konsep baru diciptakan. Yaitu sistem konfergensi antara media cetak dan media elektronik dicetuskan. Konsep ini diterapkan juga di semua media Fajar group. Saat ini Fajar group sudah memiliki 25 media yang tersebar di wilayah Indonesia Timur.

    Media memang sudah berubah. Media on line tumbuh bagai jamur. Bersaing ketat. Bahkan ada yang menjuluki persaingan “gila-gilaan”. Ada yang berhasil dan lebih banyak yang jalan ditempat bahkan tertatih-tatih.

    Inilah yang disebut “hidup enggan. mati tak mau” telah dialami banyak media cetak. Tapi bagi generasi penerus Fajar, sangat konsekwen dengan ide baru ini. Generasi baru penerus di Fajar, tetap bertahan dengan ide “ konfergensi media”.


    Gaya Alwi Hamu yang selalu mencari “jalan keluar” bisa mengatasi kesulitan di era baru jurnalistik ini. Gaya yang pantang menyerah dengan banyak akal, menjadi senjata yang ampuh. Yang jelas para pencari berita, yang pernah bernaung di bawah “payung” Alwi Hamu, ada juga yang mulai berpikir jalan pintas. Mencari dunia baru dalam melanjutkan karirnya. Namun semangat baru yang muncul di generasi pelanjut tetap jalan dan membuahkan hasil.


             Fotodoc. HM.ALWI HAMU.                    HPN Padang  tahun 2018

    Alwi Hamu, dalam usia 80 tahun telah meninggalkan kita semua. Dunia kewartawanan merasa kehilangan. Karya besar Alwi Hamu susah digambarkan kekuatannya. Hasil karyanya telah mampu melambung tinggi.

    Kini Alwi sudah tidak ada. Karyanya sebagai pemimpin, sahabat dan pabrik ide, sulit kita temukan duanya. Idenya yang banyak itu tetap menjadi motivasi , kenangan dan tetap relevan sebagai penyemangat masa kini.

    Banyak kadernya yang karirnya tumbuh bersamanya, juga tidak pernah berhenti berkarya di era baru ini. Mereka, para penerusnya tidak pernah juga berhenti berdoa atas keselamatannya menuju sang penciptanya.

    Bagaimanapun juga gaya kepemimpinannya yang bersahabat, yang menyalurkan banyak ide-ide dan selalu menganjurkan kata semangat yang tidak pernah menyerah, tetap dipegang teguh para penerusnya. Mereka telah ikut bekerja diliputi suasana kebersamaan yang melahirkan innovasi tiada henti.

    Itulah kenangan yang tak bisa terlupakan dari seorang pemimpin M. Alwi Hamu. Semoga Allah meridhai selalu, pemimpin dan sahabat kita semua. Ya Allah sambutlah kedatangannya. Bukakanlah pintu selebar-lebarnya baginya. Maafkan dosa dan kesalahannya. Terimalah arwah Alwi Hamu di sisiMu ya Allah. (*)




    Sukses dari ;

    Kritik Arsal Alhabsy dan Makian Husni Jamaluddin kepada Alwi Hamu



    PEDOMAN KARYA

    Ahad, 19 Januari 2025

    In Memoriam: Surat Cintak

    Kritik Arsal Alhabsy dan Makian Husni Jamaluddin kepada Alwi Hamu

    Oleh: Asnawin Aminuddin

    Alwi Hamu sejatinya adalah seorang pengusaha. Ia bersahabat dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan juga bersahabat dengan mantan Anggota DPD RI Aksa Mahmud, yang keduanya juga adalah pengusaha.

    Bedanya, Jusuf Kalla dan Aksa Mahmud pernah terjun ke dunia politik, sedangkan Alwi Hamu tetap sebagai pengusaha, tetapi ketika Jusuf Kalla menjadi Wakil Presiden RI, Alwi Hamu diangkat menjadi Koordinator Staf Khusus Wakil Presiden.

    Alwi Hamu pengusaha media massa dan banyak usaha lainnya, serta mendirikan perguruan tinggi (Universitas Fajar, Makassar). Bukan sekadar pengusaha media, Alwi Hamu juga juga memang punya jiwa wartawan, bahkan ia telah menjadi wartawan sejak masih mahasiswa dengan mengelola surat kabar Harian KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) untuk wilayah Sulawesi Selatan.

    Pada 1972, bersama Mattulada, Rahman Arge, Aspar Paturusi, Husni Djamaluddin, dan Arsal Alhabsi, dia mendirikan Majalah “Intim” yang dibiayai sendiri.

    Pada 1978, Alwi diajak Syamsuddin DL bergabung dengan surat kabar “Tegas” dengan jabatan Wakil Pemimpin Umum. Dia kemudian membeli mesin cetak untuk mendukung penerbitan “Tegas.”

    Setelah itu Alwi Hamu bersama Harun Rasyid Djibe dan Sinansari Ecip, menerbitkan Surat Kabar Harian “Fajar”, yang kemudian Harian “Fajar” menjadi salah satu media terbesar di kawasan timur Indonesia.

    Di dunia pers, Alwi Hamu pernah menjabat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel dua periode (1993-1996 dan 1996-1999), Dewan Penasehat PWI Pusat, serta Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers (SPS) Periode 2019-2023.

    Sukses yang diraih Alwi Hamu sebagai pengusaha tentu tidak terlepas dari jiwa juangnya yang tinggi dan juga gigih menghadapi segala macam tantangan.

    “Dia pekerja ulet,” kata Yusuf Kalla.

    Alwi Hamu juga tidak terpengaruh dengan segala macam kritikan dan cacian kepada dirinya. 

    Alwi Hamu mengungkapkan bahwa saat sedang berjuang menstabilkan penerbitan Harian “Fajar”, dirinya mengalami banyak cobaan, termasuk “gangguan” dari teman seprofesi.

    Gangguan itu antara lain datang dari Arsal Alhabsyi (wartawan, seniman, penulis, dan pendiri Mingguan ORDE BARU) yang hampir setiap minggu mengeritik dan memaki Alwi Hamu melalui tulisan, yang oleh Alwi Hamu disebut sebagai “surat cinta.”

    Kritikan dan makian Arsal kadang-kadang bahkan sangat menyakitkan, tetapi Alwi Hamu tak pernah marah dan juga tak pernah membalas kritikan dan makian tersebut. Ia malah “sangat menikmati” kritikan dan makian-makian tersebut.

    Semua tulisan Arsal dikumpulkan dan kemudian dibukukan dengan judul “Inspirasiku”. Maka ketika Arsal Alhabsyi meninggal dunia, Alwi Hamu merasa sangat kehilangan.

    Sikap berbeda ia rasakan ketika Husni Jamaluddin (wartawan, seniman, politisi) mengeritik dan memaki-maki dirinya dengan sebutan “cermin rusak”. Sebutan itu membuat Alwi Hamu sangat tersinggung.

    Meskipun tersinggung, Alwi tidak langsung melampiaskan kemarahannya. 

    Dengan berat hati ia membaca tulisan Husni Jamaluddin dan ternyata tulisan tersebut berisi pujian kepada dirinya.

    Dalam tulisan itu, Husni Jamaluddin mengibaratkan Alwi Hamu seperti cermin rusak yang tidak marah dan tidak membalas, meskipun dirinya dikritik, dicaci-maki, dan dirusak nama baiknya.

    Setelah membaca tulisan bergaya sastra tersebut, Alwi Hamu langsung mendatangi dan mencium tangan Husni Jamaluddin.

    Alwi Hamu kini telah tiada. Pria kelahiran Parepare, 28 Juli 1944, menghembuskan nafas terakhirnya di Jakarta, pada Sabtu, 18 Januari 2025, dan dikebumikan di Makassar, Ahad, 19 Januari 2025.

    Dalam rentang usia 81 tahun, Alwi Hamu telah begitu banyak memberikan inspirasi dan pelajaran berharga kepada banyak orang, termasuk kepada para wartawan. Selamat jalan Pak, semoga segala amal ibadahmu diterima di sisi Allah swt dan dosa-dosamu diampuni, serta kuburmu dilapangkan dan diterangi, amin.***

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Parepare

    +